Laporan
Praktikum ke- 8 & 9 Hari/Tanggal : Sabtu/ 05 Mei
2012
m.k.
Dasar-dasar Genetika Ikan Kelompok : I
KLONING GEN
(TRANSFORMASI DAN SELEKSI KOLONI)
Disusun oleh :
Dian Eka Ramadhani
C14100003
TEKNOLOGI
DAN MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
I.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kloning
merupakan teknik perbanyak klon. Klon sel adalah sekelompok sel yang identik
sifat-sifat genetiknya, semua berasal dari satu sel. Sedangkan klon gen tau kloning
molecular adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasi
dari stu gen yang dimasukkan dalam sel inang. Oleh karena itu kloning merupakan
teknik penggndaan gen yang menghasilkan turunan yang sama sefat baik dari segi
hereditas maupun penampakannya dengan induknya, pada organisme, baik tumbuhan,
hewn maupun manusia (Cloning ekosari.pdf).
Kloning gen merupakan suatu terobosan baru untuk
mendapatkan sebuah gen yng mungkin sangat dibutuhkan bagi kehidupn manusi. Kloning
gen meliputi serangkaian isolasi fragmen DNA spesifik dari genom suatu
organisme, penentuan sekuen atau fragmen DNA, pembenukn molekul DNA rekombinan,
dan ekspresi gen target dalam sel inang (Cloning ekosari.pdf).
Langkah dasar kloning gen adalah sebagai berikut : (1) Penentuan sekuen
atau fragmen DNA melalui sekuensing bertujuan untuk memastikan fragmen DNA yang
diisolasi adalah gen target sesuai dengan kehendak kita. (2) Suatu fragmen DNA
yang mengandung gen target yang akan diklon, selanjutnya diinsersikan/
dimasukkan dalam molekul DNA sirkular yang disebut vektor (plsmid, phage, atau
cosmid) untuk menghasilkan chimera
atau molekul DNA rekombinan. Vektor bertindak sebagai wadah, yang membawa gen
masuk ke dalam sel inang. (3) DNA rekombinan yang dihasilkan kemudian
ditransformasikan ke dalam sel inang ( biasanya sel bakteri, misalnya strai E.coli walaupun sel-sel jenis lain dapat
digunakan) untuk diproduksi lebih banyak. (4) Didalam sel inang, vektor
melakukan replikasi menghasilkan banyak turunan identik, baik vektornya sendiri
maupun gen yang membawanya (gen target). (5) ketika sel inang membelah, salinan
molekul DNA rekombinan (yang mengandung gen target diwariskan pada progeni dan
terjadi replikasi vektor selanjutnya (Cloning
ekosari.pdf).
Setelah terjadi sejumlah besar pembelahan, maka dihasilkan koloni atau
klon sel inang yang identik. Setiap sel dalam klon mengandung satu salinan atau
lebih molekul DN rekombinan sehingg dapat dikatakan bahwa gen yang dibawa oleh
molekul DN rekombinan telah dikirim. Gen-gen target yang ada di dalam sel inang
jika diekspresikan akan menghasilkan produk gen yang kita inginkan (Cloning ekosari.pdf).
Pada praktikum ini menggunakan bakteri E.coli DH 5-α sebagai sel kompeten. Kelebihan bakeri strain ini
adalah (1) tumbuh dengan mudah sampai 2.5 x 109 sel / ml media
kultur yaitu setara dengan > 103 plasmid rekombinan/ml, (2) tidak
memiliki enzim restriksi endonuklease. Sedangkan plasmid yang digunakan adalah
HSC-δ5 , HSC-GFP, dan PMBA-δ6 (Cloning
ekosari.pdf).
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui proses
kloning gen dengan cara transformasi bakteri dan dibaca pada elektroforesis
serta penggoresan bakteri untuk mengetahui tingkat pertumbuhan bakteri yang
telah ditransformasikan dengan DNA rekombinan.
II.
HASIL
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkn
elektroforesis hasil cracking bakteri
E.coli dan goresan bakteri hasil
transformasi :
K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 K
Gambar 1.
Elektroforesis hasil cracking bakteri
E.coli
Berdasarkan
gambar 1 dapat diketahui bahwa pita dengan urutan ganjil dapat terlihat.
Sedangkan pada urutan genap tidak terlihat.
Gambar 2. Goresan bakteri
hasil transformasi
Berdasarkan hasil goresan bakteri diatas dapat
diketahui bahwa goresan nomor 9 tidak tumbuh, goresan nomor 11 dn 12 hanya
tumbuh sedikit. Sedangkan goresan yang lainnya dapat tumbuh dengan bik dan
banyak
III. PEMBAHASAN
Pada
prinsipnya kloning DNA atau kloning gen adalah proses penggandaan jumlah DNA
rekombinan melalui proses perkembangbiakan sel bakteri (biasanya E.coli). Hal pertama yang dilakukan
adalah transformasi ke dalam sel inang. Sel yang digunakan dlam proses
transformasi ini disebut dengan sel kompeten. Dalam proses transformasi, sel
kompeten yang dicampur dengan molekul DNA hasil penggabungan diatas akan
mengalami tiga kemungkinan, yaitu : (1) sel kompeten tidak kemasukan molekul
DNA apaun, (2) sel kompeten kemasukan DNA vektor yang tidak membawa gen X, (3)
sel kompeten kemasukan DNA vektor yang membawa gen X ( DNA rekombinan).
Untuk
mengetahui ketiga kemungkinan yang terjdi pada sel kompeten maka disediakan
cawan berisi media padat yang masing-masing diberi label untuk menumbuhkan sel
kompeten hasil transformasi. Hanya koloni sel pembawa DNA plasmid yang dapat
hidup karena pada plasmid mengandung gen “tahan terhadap antibiotik”. Jadi
dengan melihat perubahan yang terjadi pada koloni yang ditumbuhkan pada media
padat kita dapat memastikan membuat DNa rekombinan dan penggandan jumlah gen
yang disisipkn ke dalam plasmid melalui kloning DNA. Berikut ini dalah gambar yang menunjukkan ilustrasi
proses penyisipan gen asing ke dalam plasmid, dan diikiti proses perbanyakan
gen melalui kloning DNA.
Berdasarkan hasil elektroforesis yang
diperoleh dapat diketahui bahwa pita DNA yang berselang-seling dapat terlihat.
Pita DNA yang terlihat adalah pita dengan ururtan ganjil seperti 1, 3, 5 dan
seterusnya. Pita bernomor 4 dan 8 memiliki pita sama, pita nomor 2 dan 6 sama, serta
pita nomor 10, 12, dan 14 juga sama. Pita yang menunjukkan hasil yang sama
menunjukkan adanya hubungan kekerabatan yang dekat. Pita yang terlihat ini
menunjukkan DNA plasmid membawa gen X (DNA rekombinan yang tidak dipotong
dengan enzim restriksi). Pada beberapa pita hasil elektroforesis tidak terlihat
terutama pada pita urutan genap akan tetapi bakteri yang ditumbuhkan pada media
dapat tumbuh. Kemungkinan hal tersebut terjadi adalah DNA plasmid tidak membawa
gen X.
Berdasarkan
hasil goresan pada cawan yang berisi media padat, koloni bakteri E.coli dapat tumbuh. Kecuali pada goresan
nomor 9 tidak terlihat ada koloni yang tumbuh. Sedangkan pada goresan nomor 11
dan 12 hanya sedikit yang dapat tumbuh. Ada tidaknya goresan dapat disebabkan
saat penggoresan yang dilakukan tusuk gigi yang digunakan tidak terdapat
bakteri yang menempel. Masih ada faktor lain yang dapat menyebabkan hal tidak
tumbunya bakteri pada media.
IV. KESIMPULAN
Kloning
gen dapat memperbanyak sel dengan menyisipkan DNA rekombinan pada sel inang.
DAFTAR PUSTAKA
Cloning ekosari.pdf
Muladno.2010.Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor : IPB
Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar