Rabu, 03 Oktober 2012

RESPIRASI


Praktikum ke-5                                                                                      Hari/tanggal   : 26 Maret 2012
m.k. Fisiologi Hewan air                                                                       Kelompok      : 5 (lima)
                                                                                                               Asisten            : Ahmad Fauzan
                       



RESPIRASI
(Tingkat Konsumsi Oksigen)



Disusun Oleh :
Dian Eka Ramadhani
C14100003









Description: ipb.jpg











DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012



I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Respirasi (pernapasan) adalah poses pertukaan oksigen dan karbondioksida antara suatu organisme dengan lingkungannya. Peranan oksigen dalam kehidupan ikan merupakan zat yang mutlak dibutuhkan oleh tubuh yaitu untuk mengoksidasi zat makanan ( karbohidrat, lemak, dan protein) sehingga dapat menghasilkan energy. Tingkah laku ikan saat kandungan oksigen dalam air kurang adalah ikan akan berenang ke tempat yang lebih baik kondisi oksigennya seperti : ke dekat inlet, air yang berarus dan ke daerah permukaan serta dengan jalan meningkatan fekuensi pemompaan air atau mempebesar volume air yang melewati insang (Affandi & Usman, 2002).
            Adapun komponen-komponen pada sistem pernapasan antara lain : alat pernapasan (insang), oksigen dan karbondioksida, dan darah (butir-buti darah merah, Hb). Prinsip pernapasan yaitu proses pertukaan gas terjadi secara difusi. Pada proses difusi terjadi suatu aliran molekul gas dari lingkungan/ruang yang konsentrasi gasnya tinggi ke lingkungan/ruang yang konsentrasi gasnya rendah (Affandi & Usman, 2002).
1.2. Tujuan
          Praktikum respirasi kali ini bertujuan untuk mengetahui prinsip-prinsip pengukuran oksigen dengan menggunakan alat respirometer tertutup dan mengetahui jumlah oksigen yang dikonsumsi pada hewan uji sebagai refleksi tingkat metabolismenya.




II. METODOLOGI

2.1         Waktu dan Tempat    
Pelaksanaan praktikum respirasi dilakukan pada hari Senin pada pukul 15.00 s.d 18.00 WIB tanggal 19 Maret 2012 bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2.2         Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah respirometer tertutup, akuarium, aerator, botol BOD, DOmeter, stopwatch, lap/tissue, botol cup, dan alat tulis. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah organisme akuatik, sterofoam. Organism akuatik yang dipakai untuk praktikum antara lain: ikan sepat (Trichogaster trichopterus), ikan patin (Pangasius sp.),ikan lele (Clarias batracus), lobster (Cherax quadricarinatus), dan ikan blackghost (Afteronotus albifrons)

2.3    Prosedur Percobaan
2.3.1.Prosedur Konsumsi Oksigen
Hewan akuatik yang akan diuji dipuasakan terlebih dahulu selama 24 jam (metabolisme standar). Bobot ikan ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam akuarium dan ditutup rapat dengan steroform dan pinggirannya diisolasi dengan isolasi hitam agar meminimalkan difusi udara. Volume total air dalam respirometer tetutup diukur. Hindarkan masuknya oksigen dari luar wadah secara difusi kedalam sistem tertutup yang telah dibuat. Sebelum pengukuran saluran inflow dan outflow distabilkan agar tidak ada gelembung dalam selang setelah itu catat volume air yang dikeluarkan. Biarkan selama 5 menit agar hewan uji pulih dari stress. Ambil sampel air melalui selang pengeluaran dan tamping dalam cup dan tutup rapat agar tidak terjadi bubbling maupun kemungkinan air kontak dengan udara luar. Kemudian air sampel diuku menggunakan DO meter. Kadar oksigen diukur dengan DOmeter untuk mendapatkan data konsentrasi oksigen terlarut. Kegiatan tersebut dilakukan setiap 15 menit selama 1 jam. Tingkat konsumsi oksigen terlarut dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
tn               = Tingkat konsumsi oksigen pada saat waktu (t) = n jam
tn-1             = Tingkat konsumsi oksigen pada saat waktu (t) = n-1 jam
|O2|n       = Konsentrasi oksigen pada saat tn / DO pada t = n jam (mg O2/l)
|O2|n-1       = Konsentrasi oksigen pada saat tn / DO pada t = n-1 jam (mg O2/l)
Vn-1          = Volume air pada saat tn-1
Wn         = Bobot ikan pada saat tn






III.HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil
            Berikut ini merupakan tabel dari hasil percobaan konsumsi oksigen hewan uji ikan

Tabel 1. Konsumsi Oksigen Pada Lobster (Cherax quadricarinatus)
waktu/ konsumsi O2
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
Lobster Ulangan 1
Lobster Ulangan 2
0 menit
0
0
15 menit
0.05
0.12
30 menit
1.05
0.02
45 menit
2.05
0
60  menit
3.05
0.04
               
            Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa konsumsi oksigen tertinggi pada lobster ulangan 1 adalah pada menit ke-60 sebesar 3.05 dan tertinggi di ulangan 2 pada menit ke-15 sebesar 0.12. Sedangkan konsumsi oksigen terendah keduanya adalah pada menit ke-0 sebesar 0.

Tabel 2. Konsumsi Oksigen Pada Ikan Patin (Pangasius sp.)
waktu/ konsumsi O2
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
Patin Ulangan 1
Patin Ulangan 2
0 menit
0
0
15 menit
1.50
6.61
30 menit
1.38
1.67
45 menit
0.96
1.17
60  menit
0.18
0.84

                Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa konsumsi oksigen tertinggi pada patin ulangan 1 adalah pada menit ke-15 sebesar 1.50 dan tertinggi di ulangan 2 pada menit ke-15 sebesar 6.61. Sedangkan konsumsi oksigen terendah keduanya adalah pada menit ke-0 sebesar 0.

Tabel 3. Konsumsi Oksigen Pada Ikan Lele (Clarias batracus)
waktu/ konsumsi O2
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
Lele Ulangan 1
Lele Ulangan 2
0 menit
0
0
15 menit
0
0.07
30 menit
0.41
0.10
45 menit
0.51
0.07
60  menit
1.34
0.04

            Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa konsumsi oksigen tertinggi pada lele ulangan 1 adalah pada menit ke-60 sebesar 1.34 dan tertinggi di ulangan 2 pada menit ke-30 sebesar 0.10. Sedangkan konsumsi oksigen terendah keduanya adalah pada menit ke-0 sebesar 0.

Tabel 4. Konsumsi Oksigen Pada Ikan Blackghost (Afteronotus albifrons)
waktu/ konsumsi O2
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
Blackghost Ulangan 1
Blackghost Ulangan 2
0 menit
0
0
15 menit
2.22
0
30 menit
0.19
0.52
45 menit
1.11
1.03
60  menit
0.19
0.07

            Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa konsumsi oksigen tertinggi pada blackghost ulangan 1 adalah pada menit ke-15 sebesar 2.22 dan tertinggi di ulangan 2 pada menit ke-45 sebesar 1.03. Sedangkan konsumsi oksigen terendah keduanya adalah pada menit ke-0 sebesar 0.

Tabel 5. Konsumsi Oksigen Pada Ikan Sepat (Trichogaster trichopterus)
waktu/ konsumsi O2
konsumsi oksigen (mg O2/gram/jam)
Sepat Ulangan 1
Sepat Ulangan 2
0 menit
0
0
15 menit
0.07
0.22
30 menit
0.03
0.52
45 menit
0.04
0.16
60  menit
0.04
0.26

            Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa konsumsi oksigen tertinggi pada ikan sepat ulangan 1 adalah pada menit ke-15 sebesar 0.07 dan tertinggi di ulangan 2 pada menit ke-30 sebesar 0.52. Sedangkan konsumsi oksigen terendah keduanya adalah pada menit ke-0 sebesar 0.
3.2. Pembahasan

            Indikator dari respirasi adalah jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh suatu jenis ikan. Tingkat konsumsi O2 ini menunjukkan tingkat metabolisme. Metabolisme adalah proses-proses perubahan kimia (transportasi materi dan energi) yang berlangsung secara kontinyu didalam sel makhluk hidup. Metode yang umumnya digunakan untuk mengukur laju metabolisme ini adalah mengukur jumlah konsumsi oksigen. Tingkat metabolisme dinyatakan dalam panas yang dihasilkan atau oksigen yang dikonsumsi per unit berat dan per unit waktu. Konsumsi O2 adalah indikator respirasi yang juga menunjukkan metabolisme energik (Affandi & Usman, 2002). Laju konsumsi oksigen ikan dipengaruhi oleh aktivitas ikan. Saat proses pencernaan berlangsung (setelah ikan makan) laju konsumsi oksigen lebih tinggi dibandingkan jika saluran pencernaan dalam kondisi kosong (Anonim1 , 2012). Aktivitas metabolisme hewan tidak dapat dipisahkan dari makanan yang dikonsumsi yang berperan sebagai sumber energy (Goenarso, D. & Gunawan, G.G.2002).
Jika DO turun saat sebelum ikan makan, ikan akan cenderung mengurangi jumlah makannya sehingga kemungkinan terdapat pakan yang tak termakan. DO berfluktuasi menurut aktivitas fotosintesa dan respirasi organisme dalam air. Jika pada siang hari cahaya matahari kurang, maka diasumsikan DO akan berkurang dibandingkan hari normal. Pada malam hari hanya terjadi respirasi, sehingga DO akan turun terus sampai pagi hari saat fotosintesa mulai terjadi (Anonim1 ,2012). Nilai DO awal lebih tinggi daripada DO akhir. Hal tersebut terjadi karena oksigen yang dikonsumsi ikan bedasarkan waktu dan respiator tertutup membuat kadar DO dalam akuarium semakin menurun dan konsumsi oksigennya pun juga menurun. Akibatnya ikan menjadi megap-megap karena berusaha mengambil oksigen yang masih tersisa. Akan tetapi dala praktikum ini ada pengukuran DO yang menunjukkan DO akhir lebih tinggi dibandingkan DO awal. Pengukuran tersebut dapat dipengauhi beberapa faktor seperti; adanya kontak langsung dengan udara, adanya campuran air yang berasal dari luar wadah sehingga mengakibatkan DO meningkat, adanya kesalahan kalibrasi dalam penggunaan alat DO meter dan lain-lain.
            Kebutuhan oksigen ikan berbeda-beda bergantung jenis, ukuran (berat tubuh) dan tingkat aktivitas ikan. Semakin besar ukuran ikan, kebutuhan oksigen per kg berat tubuh akan semakin kecil. Hal ini berhubungan dengan fungsi pemeliharaan tubuh (maintenance stage) ikan. Ikan kecil mempunyai luas permukaan tubuh per kg berat tubuh lebih besar dibandingkan ikan besar. Channel catfish berbobot 100 g membutuhkan oksigen 600 mg/kg berat tubuh/jam, sedangkan yang beratnya 5 g membutuhkan oksigen 1200 mg/kg berat tubuh/jam (Anonim1 , 2012).
            Berdasarkan hewan uji pada percobaan ukuran, jenis, dan kondisi fisiologisnya memiliki hubungan yang menarik. Semakin besar ukuran ikan maka semakin besar pula konsumsi oksigen. Jenis ikan yang berbeda-beda juga mempengaruhi tingkat konsumsi oksigen yang digunakan pada ikan. Sedangkan pada kondisi fisiologis dapat diketahui bahwa variable lingkungan akuatik mempengaruhi konsumsi oksigen. Semakin besar pengaruh variable lingkungan, maka semakin sedikit konsumsi oksigen yang dilakukan oleh ikan.
Ikan akan mengalami ketidakseimbangan pada kondisi fisiologis yang tidak sesuai dengan kondisi fisologis yang dapat di tolerir tubuhnya. Hal yang dapat terjadi lagi adalah ikan akan mengalami kepanikan, selanjutnya ikan kehilangan keseimbangan dan terjadi disorientasi sehingga ikan roboh (Wibowo et.al,,2002). Dibandingkan ikan lainnya, lobster memiliki ambang batas konsentrasi oksigen yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan ikan-ikan yang lain (Lin et al., 1994).
Menurut (Affandi,2002) mekanisme pemompaan air dimulai ketika air mulai masuk kedalam rongga mulut melalui mulut karena adanya peubahan volume buccal dan rongga operculum. Meniggi dan merendahnya atap dari faring mengubah ukuran rongga mulut, sedangkan volume rongga operculum dipengaruhi oleh gerakan operculum kedalam dan keluar. Beberapa jenis ikan tidak aktif menyaring, tetapi terus menerus beenang memepertahankan arus yang melalui insang. Efisiensi pertukaran gas pada teleostei sangat tergantung dari air yang kaya oksigen, dengan darah yang miskin oksigen (counter current).
Frekuensi pemompaan O2 (laju bukaan mulut/ventilasi) pada hewan uji pada menit menuju satu jam. Bukaan mulut semakin lebar dan cepat. Hal tesebut dikarenakan pada akuaium dengan respirator tertutup membuat hewan uji kesulitan untuk mendapatkan oksign terlarut. Ikan cenderung berenang di dasar air dan lambat laun tidak seimbang dalam bernafas.








IV. KESIMPULAN DAN SARAN
           
4.1 Kesimpulan
Tingkat konsumsi oksigen pada ikan tergantung pada ukuran, jenis, aktivitas maupun kondisi fisiologis lingkungan akuatik. Perlakuan dengan respirator tertutup menunjukkan penurunan konsumsi oksigen pada hewan uji. Semakin lama ikan berada dalam wadah respirato tertutup semakin sedikit tingkat konsumsi oksigennya.

4.2   Saran
          Perlu dilakukan perlakuan seperti shock seperti suhu atau variable lingkungan lainnya pada ikan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang lethal terhadap tingkat konsumsi oksigen pada waktu pengamatan.



DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Ridwandan Muhammad Tang, Usman. 2002. Fisiologi Hewan air. Jakarta: Unri Press


Goenarso, D. dan Gunawan, G.G.2002, “Pengaruh Pencampuran Ampas Kelapa Pada Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan ikan mas, Cyprinus carpio L.”, Seminar PBI–XVII, Univ. Andalas. Padang.

Lin, T.S., Liu, F.G., and Liao, I.C. 1994. Experiment on adaptation of Australian crayfish to selected enviromntal factors. Aquaculture. 122(1): 75-80.

Wibowo, S.,Suryaningrum, T.D., dan Utomo, B.S.B.2002. Kajian sifat fisiologis kerapu lumpur (Epinephelus tauvina) sebagai dasar dalam pengembangan teknik transportasi ikan hidup. J.Penel.Perik.Indonesia Edisi Pasca Panen. 8(6):1-9.





LAMPIRAN
Contoh perhitungan :
Berikut contoh perhitungan konsumsi oksigen pada menit ke-15 :
Diketahui : DO0 = 8.8 mgO2/L atau ppm                    W0= 24.98 g
                   DO15’ = 7.9 mgO2/L atau ppm                 V0 = 380 mL = 0.38 L
Ditanya: Tingkat Konsumsi Oksigen pada menit ke-15?
Dijawab:
Keterangan :
tn               = Tingkat konsumsi oksigen pada saat waktu (t) = n jam
tn-1             = Tingkat konsumsi oksigen pada saat waktu (t) = n-1 jam
|O2|n       = Konsentrasi oksigen pada saat tn / DO pada t = n jam (mg O2/l)
|O2|n-1       = Konsentrasi oksigen pada saat tn / DO pada t = n-1 jam (mg O2/l)
Vn-1          = Volume air pada saat tn-1
Wn         = Bobot ikan pada saat tn

t15   = 0.05 mgO2/gram/jam








SUMBER-SUMBER



Tidak ada komentar:

Posting Komentar